BLOG PRIBADI GURU SEBAGAI SEORANG PEMBELAJAR YANG HARUS TERUS BELAJAR

Showing posts with label Renungan Keagamaan. Show all posts
Showing posts with label Renungan Keagamaan. Show all posts

19 February 2019

Doa Agar Mudah Belajar

9:23 PM 0

Menjadi alim dan memperoleh ilmu yang bermanfaat adalah harapan semua pembelajar. Namun seringkali mendapatkan ilmu dan pemahaman yang benar bukanlah sebuah perkara yang mudah. Untuk mempelajari satu bab saja dari suatu cabang ilmu, seorang pembelajar harus bersusah payah dalam belajar dan menghabiskan banyak waktu.

Begitu pula dari sisi pengajar (guru), untuk mengajarkan suatu ilmu kepada sekian banyak siswa bukanlah perkara mudah. Guru harus menerapkan berbagai macam strategi dan metode pembelajaran yang tepat sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.

Disamping berbagai macam usaha lahiriyah sebagaimana tersbut di atas, usaha menuntut ilmu perlu ditunjang dengan usaha batiniyah,yaitu dengan berdoa; mendekatkan diri pada Allah; serta menjaga kesucian dan kebersihan hati dan pikiran. Salah satu diantara amalan yang dapat dijadikan wasilah(perantara) dalam rangka  memohon pada Allah agar dimudahkan dalam mencari ilmu adalah:

اللهم صل وسلم وبارك على سيد نا محمد وعلى أله كما لانهاية لكمالك وعدد كمالك

 Allahumma shalli wa sallim wa barik ‘ala sayyidina Muhammad wa ‘ala alihi kama la nihayata li kamalika wa ‘adada kamalik

Bacaan di atas dibaca sebanyak sepuluh (10) kali setelah maghrib dan setelah shubuh, kemudian ditutup dengan membaca ayat kursi.

Amalan untuk memudahkan mendapat ilmu

Demikian sebagaimana diijazahkan oleh Maulana Abah Habib Luthfi bin Yahya pada acara Maulid di Ponpes Asshiddiqiyyah 2 Tangerang pada tanggal 3 Februari  2019

19 August 2018

Lirik Lagu A'thouna ath Thufulah... (Berikan Kami Dunia Kanak-kanak)

9:27 PM 0
 Akhir akhir ini banyak sekali yang menyanyikan atau sekedar mendengarkan lagu "a'thouna at thoufulah' (atouna el toufouli: versi Sabyan) berkat aransemen baru dari Sabyan Gambus. Namun ketahuilah, bahwa lagu ini sudah muncul lama sekali. Berikut ini pakguru.id bagikan lirik  dan arti dari lagu tersebut.


جينا نعيدكم… بالعيد منسألكم
Jeena N’ayedkon … Bel-Eid Mnes’alkon
Kami datang dengan Ucapan Selamat Berlibur …Dan selama liburan kami bertanya padamu

ليش ما في عنا… لا أعياد ولا زينة
Lesh Ma Fee ‘Enna … La ‘Ayyad Wala Zeineh
Kenapa kami tidak punya Liburan ataupun Dekorasi ( Perhiasan )


  يا عالم
Ya ‘Alam
Wahai Dunia

أرضي محروقة
Ardhi Mahroo’a
Tanahku Habis terbakar

أرضي حرية مسروقة
Ardhi Huriyyeh Masroo’a
Tanahku dicuri kebebasannya

سمانا عم تحلم… عم تسأل الأيام
Samana ‘Am Tehlam … ‘Am Tes’al El-Ayam
Langit kami Sedang bermimpi ... bertanya kepada hari hari

وين الشمس الحلوة… ورفوف الحمام
Wein Esh-Shames El-Helwe … W-Rfouf El-Hamam
Dimana matahari yang indah ... dan di mana kipasan sayap  burung merpati ?

يا عالم
Ya ‘Alam
Wahai Duniaa

أرضي محروقة
Ardhi Mahroo’a
Tanahku Habis terbakar

أرضي حرية مسروقة
Ardhi Huriyyeh Masroo’a
Tanahku dicuri kebebasannya

أرضي زغيرة… متلي زغيرة
Ardhi Zgheere … Metli Zgheere
Tanahku Kecil, seperti aku, itu kecil

ردولها السلام… اعطونا الطفولة
Redoulha Es-Salam …. ‘Atouna Et-Tufoole
Berikan kedamaian kembali padanya, beri kami masa kecil

اعطونا الطفولة
A’touna Et-Tufoole
beri kami masa kecil

اعطونا الطفولة
A’touna Et-Tufoole
beri kami masa kecil

أعطونا الطفولة

A’touna Et-Tufoole
beri kami masa kecil

اعطونا… اعطونا… اعطونا السلام
A’touna … ‘Atouna … ‘Atouna Es-Salam
Beri Kami … Beri Kami … Beri kami Kedamaian .


I am A Child with something to say, Please listen to me!
Aku anak kecil dengan sesuatu yang ingin kukatakan, Tolong dengarkan aku!

I am a Child Who wants to play, why dont you let me?
Aku anak kecil yang ingin bermain, kenapa tidak kau biarkan ?

My Doors are waiting, my friends are praying, small hearts are begging
Pintuku menunggu(untuk dibuka) , temanku berdoa, hati kecil kami memohon

Give us a Chance!
Berikan kami kesempatan

14 May 2018

Karya Ilmiah : Nyadran

11:52 PM 0

                                                                                        BAB I
                                                          PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
            Negara Indonesia, merupakan salah satu negara yang memiliki banyak gugusan pulau dan wilayah yang dipisahkan oleh wilayah perairan. Setiap pulau dan wilayah di Nusantara ini, memiliki keragaman budaya, etnik, bahasa, dan lain sebagainya yang tertuang dari ujung Barat Negeri ini, yaitu Sabang sampai ujung Timur Indonesia, yaitu Merauke. Keragaman budaya yang beragam ini dikarenakan oleh faktor lingkungan tempat dimana mereka tinggal yang mempunyai peran yang cukup besar dalam melahirkan dan menciptakan ide – ide atau gagasan dalam proses penakhlikan suatu kebudayaan dan tradisi. Alam telah menggerakkkan hati manusia untuk melahirkan suatu gagasan dalam proses penciptaan suatu tradisi yang pada akhirnya, kebudayaan dan tradisi yang beragam tersebut memperkaya jati diri Bangsa Indonesia.
            Salah satu daerah yang masih menjunjung tinggi adat dan tradisi warisan dari nenek moyang yaitu Jawa lebih tepatnya di daerah Jawa Tengah. Dengan luas sekitar 32.801 km2, tidak megherankan jika, daerah yang dipimpin dan dilayani oleh Bapak Gandjar Pranowo selaku Gubernur Provinsi Jawa tengah, memiliki beragam tradisi, kebudayaan dan adat - istiadat yang beragam, mulai dari yang berbentuk upacara, kenduri, dan penyembahan, misalnya saja Sekaten, Upacara Kesada, Grebeg Sudiro, dan lain sebagainya. Tradisi tersebut tentunya masih mengandung nilai – nilai falsafah yang melekat dalam pandangan hidup masyarakat. Acara – acara ini dilaksanakan untuk kepentingan tertentu dan untuk tujuan tertentu pula. Biasanya acara tersebut dilaksanakan secara bersama – sama oleh masyarakat yang bersangkutan. Tradisi turun – temurun dari nenek moyang tersebut menggambarkan bahwa kehidupan masa lampau dijalin oleh ikatan tali persaudaraan yang tinggi serta memaparkan bahwa kehidupan manusia pasti tidak luput dari campur tangan orang lain.
Sebagai seorang pelajar Indonesia, yang memiliki rasa keingintahuan yang tinggi tentang kebudayaan daerah dan akan terus menggali potensi kekayaan dan keberagaman budaya daerah yang ada, kali ini penulis ingin mengeksplorasi salah satu dari warisan budaya di Jawa Tengah ini, yaitu Tradisi Nyadran. Mungkin kalimat ini tidak begitu asing di telinga orang Jawa Tengah khususnya daerah pedesaan di Desa Koripan, Kec.Susukan, Kab.Semarang. Tradisi Nyadran merupakan salah satu media yang bertujuan untuk mendoakan para leluhur. Nyadran merupakan salah satu upacara yang diselenggarakan pada bulan Ruwah dan dilakukan secara bersama – sama oleh masyarakat setempat. Umumnya Nyadran dilaksanakan di tempat pemakaman. Pada saat itu, semua warga akan berkumpul dan akan melaksanakan acara tersebut dengan sakral. Proses ritual Nyadran ini biasanya dimulai dengan membuat kue apem, ketan dan kolak. Acara Nyadran ini juga dapat menjadi media pembelajaran bagi para pelajar dan dapat meningkatkan rasa ukhuwah islamiyah antar umat sesama muslim, solidaritas, persatuan dan kesatuan.
Namun, akhir – akhir ini banyak daerah di Jawa Tengah yang telah meninggalkan tradisi dan budaya lokal, dan berangsur – angsur memihak budaya Barat terutama di daerah perkotaan. Hal ini dikarenakan oleh derasnya arus globalisasi. Disamping memiliki dampak positif, globalisasi juga memiliki dampak negatif, yaitu mengancam masyarakat untuk meninggalkan budaya lokal. Kebiasaan yang dulunya dilakukan secara beramai - ramai kini berbanding terbalik dilakukan secara individu. Budaya gotong – royongpun mulai meluntur, mereka hanya mengutamakan eksistensi pribadi, yang tentunya tidak baik untuk dilakukan.
            Budaya Nyadran sebagai warisan nenek moyang, merupakan salah satu tradisi yang  mengajarkan kita akan pentingnya kebersamaan dan rasa persatuan yang kuat sebagai landasan untuk mencapai kemakmuran, kedamaian, dan kesejahteraan. Didalam derasnya arus globalisasi ini, sebagian masyarakat memilih untuk tidak ikut serta dalam Tradisi Nyadran ini, hal ini disebabkan oleh rasa egois yang tinggi dan hanya mementingkan harga diri sendiri. Perkara ini, sering muncul di daerah perkotaan, yang umumnya telah terhipnotis oleh Budaya Asing.
            Meskipun demikian, masyarakat di desa, khususnya Desa Koripan, Kec.Susukan, Kab.Semarang, tetap mempertahankan tujuan utamanya, yaitu melestarikan warisan budaya lokal, Tradisi Nyadran. Tradisi Nyadran merupakan ekspresi dan ungkapan kesalehan sosial masyarakat dimana rasa gotong – royong, solidaritas, dan kebersamaan menjadi pola utama dari tradisi ini. Dalam konteks ini, maka nyadran akan dapat meningkatkan pola hubungan masyarakat yang erat dan semakin kuat, juga kukuh. Rasa solidaritas inilah yang nantinya akan membangun masyarakat menjadi pribadi yang lebih baik. Di dalam Tradisi Nyadran, terdapat hubungan kekerabatan, kebersamaan, kasih sayang di antara warga. Sehingga semakin jelas bahwa Tradisi Nyadran dapat mempererat solidaritas antar warga khususnya    di Desa Koripan menjadi kuat dan kokoh.
 Dari latar belakang diatas, penulis tertarik untuk menulis Karya Ilmiah dengan judul TRADISI  NYADRAN DI ERA GLOBALISASI, SEBAGAI WARISAN BUDAYA PENGERAT SOLIDARITAS ANTAR WARGA DESA KORIPAN.

B. Perumusan Masalah
Dari latar belakang diatas, penulis merumuskan masalah sebagai berikut:
1.    Bagaimana upaya yang dilakukan untuk mempertahankan Tradisi Nyadran dalam derasnya arus globalisasi?
2.    Bagaimana cara agar sikap solidaritas dan persatuan dapat kuat melalui Tradisi     Nyadran?

C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah :
1.       Dapat menguraikan upaya yang dilakukan untuk mempertahankan Tradisi Nyadran dalam derasnya arus globaliasi.
2.       Dapat menjelaskan dan menyebutkan cara yang dilakukan untuk memupuk rasa  solidaritas dan persatuan melalui Tradisi Nyadran.


D. Manfaat Penelitan
Dari penelitian ini, penulis berharap dapat bermanfaat bagi :
1. Manfaat Teoritis
a)      Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi program study IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) untuk memberikan referensi dalam pengkajian masalah – masalah Sosial – Budaya
b)      Penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi dalam pengembangan Ilmu Pengetahuan Sosial terutama dalam bidang kebudayaan.
     2. Manfaat Praktis
a)      Bagi Sekolah
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah koleksi bacaan di sekolah terutama dalam bidang kebudayan.
b)      Bagi Siswa
Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan informasi dan untuk menambah pengetahuan khususnya dalam tradisi lokal di tengah-tengah globalisasi.
c)      Bagi Masyarakat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan bagi masyarakat khususnya masyarakat pedesaan mengenai sebuah tradisi yang berkembang ditengah -   tengah derasnya era globalisasi.














                                                                    BAB II
                                                        TELAAH PUSTAKA
A. Landasan Teori
1.      Tradisi Nyadran
               Tradisi  (bahasa latin ;traditio “diteruskan”) atau kebiasaan dalam pengertian sederhana adalah sesuatu yang telah dilakukan untuk sejak lama dan menjadi dari kehidupan suatu kelompok masyarakat, biasanya dari suatu negara, kebudayaan, waktu, atau agama yang sama. Hal yang paling mendasar dari tradisi adalah adanya informasi yang diteruskan dari generasi ke generasi baik tertulis maupun ( sering kali) lisan, karena tanpa adanya ini, suatu tradisi dapat punah. Sedangkan menurut KBBI devinisi tradisi, yaitu adat kebiasaan turun – temurun ( dari nenek moyang) yang masih dijalankan dalam masyarakat.
               Nyadran adalah serangkaian upacara yang dilakukan oleh masyarakat Jawa, terutama Jawa Tengah. Nyadran berasal dari bahasa Sanskerta, sraddha yang artinya keyakinan. Nyadran adalah tradisi pembersihan makam oleh masyarakat Jawa, umumnya di pedesaan. Dalam bahasa Jawa, Nyadran berasal dari kata sadran yang artinya ruwah syakban. Nyadran adalah suatu rangkaian budaya yang berupa pembersihan makam leluhur, tabur bunga, dan puncaknya berupa kenduri selamatan di makam leluhur. Secara harfiah Tradisi Nyadran dapat diartikan sebagai, satu bentuk tradisi layaknya kenduri yang menggunakan sarana tertentu yang biasanya berwujud makanan besekan. Sementara makanan yang biasanya harus ada, yaitu kolak, ketan, dan apem. Tradisi ini bertujuan untuk menyambut bulan ramadan dengan cara membersihkan makam leluhur, dan memberi selamatan / kenduri di makam para leluhur.

2.      Era Globalisasi
            Era globalisasi diambil dari dua kata “era” dan “globalisasi”. Era dapat diartikan  sebagai zaman, kurun waktu atau masa bahkan waktu, sedangkan globalisasi sendiri adalah suatu proses yang telah mendunia (global ). Oleh sebab itu, era globalisasi  dapat di maknai sebagai waktu atau masa di mana segala proses kehidupan sudah mendunia dan meluas
            Dampak Globalisasi ini bermacam – macam jenisnya. Salah satu dampak positif dari globalisasi, yaitu mobilitas yang cepat dan teknologi yang semakin hari semakin maju serta canggih. Dengan adanya mobilitas yang cepat, maka Budaya Barat cepat merambah dan menghasut masyarakat untuk meniru Budaya Barat dan meninggalkan Budaya Lokal.



3.      Warisan Budaya
            Pengertian warisan sendiri yaitu, sesuatu yang ditinggalkan oleh seseorang, baik berupa benda berharga atau materi lainnya yang diwariskan kepada ahli warisnya.
            Sedangkan pengertian budaya yaitu, suatu cara hidup berkembang, dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang, dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni.
            Definisi Warisan Budaya adalah benda atau atribut tak berbenda yang merupakan jati diri suatu masyarakat atau kaum yang diwariskan dari generasi  generasi sebelumnya, yang dilestarikan untuk generasi – generasi yang akan datang. Warisan budaya dapat berupa benda, seperti monumen, artefak, dan kawasan,atau tak benda, seperti tradisi, bahasa, dan ritual adat.

4.      Definisi Solidaritas Antar masyarakat
            Menurut KBBI Solidaritas adalah sifat (perasaan) solider; sifat satu rasa (senasib dsb); perasaan setia kawan ; - antara sesama anggota sangat diperlukan. Sedangkan menurut wikipedia solidaritas adalah  integrasi, tingkatan dan jenis integrasi, ditunjukkan oleh masyarakat atau kelompok dengan orang dan tetangga mereka. Hal ini  mengacu pada hubungan dalam masyarakat  hubungan orang –orang  mengikat  satu sama lain. Istilah ini umumnya  digunakan dalam sosiologi dan ilmu -  ilmu sosial lainnya.
            Masyarakat yaitu sejumlah manusia dalam arti seluas luasnya dan terikat oleh suatu kebudayaan yang mereka anggap sama .
            Jadi solidaritas antar masyarakat yaitu sifat satu rasa (senasib sepenanggungan)  antara satu manusia dengan manusia lainnya yang mengikat satu sama  lain dalam sebuah hubungan interaksi sosial.
            Jadi, solidaritas antar masyarakat, yaitu sikap satu rasa (senasib sepenanggungan) antar individu atau kelompok manusia, karena adanya rasa saling membutuhkan yang terikat oleh suatu kebudayaan atau kebiasaan yang mereka anggap sama dalam suatu interaksi sosial.

Manfaat dan Kelebihan Tradisi nyadran yang telah dirasakan oleh masyarakat sekitar diantaranya, yaitu:
a.      Meningkatkan rasa solidoritas antar umat muslim
b.      Menguatkan tali silaturohmi antar warga
c.      Meningkatkan uquah islamiah
d.     Menjaga kerukunan warga
e.      Mengokohkan rasa kekeluargaan
f.       Menopang sikap saling tepa selira






B.   Hasil Penelitian yang Relevan





















                                                                                    BAB IV
                                                            HASIL DAN PEMBAHASAN

       Pada bab ini penulis akan memaparkan tahapan – tahapan observasi tentang Tradisi Nyadran dalam pesatnya arus globalisasi, sebagai media pengerat solidaritas antar warga Desa Koripan, Kec.Susukan, Kab.Semarang yang meliputi:
Hasil
       Desa Koripan yang menjadi tempat penelitian merupakan sebuah desa di wilayah Kabupaten Semarang. Desa ini berpenduduk kurang lebih 1000 jiwa dan termasuk desa terpadat di wilayah Kecamatan Susukan. Desa ini merupakan Desa yang berciri heterogen dimana keragaman agama, etnik dari penduduk baru, dan lain sebagainya yang terdapat dalam komposisi masyarakatnya. Dari segi ekonomi, warga Desa Koripan berprofesi sebagai pedagang, buruh tani, pegawai negeri, buruh pabrik, dan wiraswasta. Dari segi agama, hampir semua memeluk agama Islam, namun juga ada sebagian warga yang memeluk agama non-islam, akan tetapi hal itu tidak berujung pada situasi perpecahan dan pertentangan, melainkan mereka hidup dengan rukun, saling menghormati kepercayaan yang ada. Sedangkan, dilihat dari aspek politik, komposisi mereka jauh lebih beragam.
       Bagi masyarakat Desa Koripan, Tradisi Nyadran merupakan Tradisi leluhur yang harus dilestarikan. Tradisi ini biasanya diadakan pada Bulan Ruwah sebelum umat muslim melaksanakan ibadah puasa satu bulan penuh di Bulan Ramadhan. Tradisi ini biasanya, diikuti oleh seluruh umat muslim Desa Koripan. Dimana pada saat Upacara dimulai, semua warga akan beduyun-duyun untuk datang seraya berdoa untuk diberi keslametan dan keberkahan, selain itu. Tradisi ini dilakukan secara bersama-sama oleh warga setempat, sebagai sarana untuk meminta keslametan dan mereka yakin bahwa, rejeki yang akan datang pasti diberikanoleh Yang Maha Kuasa.
       Dalam Tradisi Nyadran, terdapat acara syukuran, yang dilengkapi dengan doa bersama dan membagi-bagikan makanan ambeng seperti, kue apem, aneka lauk-pauk, nasi ketan, dan buah yang wajib dibawa yaitu buah pisang. Dengan adanya tradisi ini, maka solidaritas dan rasa persatuan semakin tinggi. Tidak hanya itu, tradisi ini juga memberikan integrasi antara kerukunan warga yang terjamin, juga mendekatkan diri kepada Sang Pencipta semesta alam ini.
       Bagi sebagian besar masyarakat mengaku bahwa, dengan dilaksanakannya perayaan tradisi nyadran, maka kerukunan dan sikap  saling tepa selira akan kuat.



     



A.    Upaya yang dilakukan untuk mempertahankan Tradisi Nyadran dalam derasnya arus globalisasi
B.    Cara agar sikap solidaritas dan persatuan dapat kuat melalui Tradisi     Nyadran?
                                                                                              

27 April 2018

Amalan Malam Nishfu Sya'ban (Pertengahan bulan Sya'ban)

5:48 PM 0
Sya’ban berarti bulan penuh berkah dan kebaikan. Pada bulan ini Allah membuka pintu rahmat dan ampunan seluas-luasnya. Karenanya, dianjurkan untuk memperbanyak ibadah sunah seperti puasa sunah. Hal ini sebagaimana yang dicontohkan Nabi Muhammad SAW. Sebuah hadits mengatakan bahwa Nabi SAW lebih sering puasa sunah di bulan Sya’ban dibandingkan pada bulan lainnya, (HR Al-Bukhari).

Selain puasa, menghidupkan malam sya’ban juga sangat dianjurkan khususnya malam nisfu Sya’ban (pertengahan bulan Sya’ban). Maksud menghidupkan malam di sini ialah memperbanyak ibadah dan melakukan amalan baik pada malam nisfu Sya’ban. Sayyid Muhammad bin ‘Alawi Al-Maliki menegaskan bahwa terdapat banyak kemuliaan di malam nisfu Sya’ban; Allah SWT akan mengampuni dosa orang yang minta ampunan pada malam itu, mengasihi orang yang minta kasih, menjawab do’a orang yang meminta, melapangkan penderitaan orang susah, dan membebaskan sekelompok orang dari neraka.

Setidaknya terdapat tiga amalan yang dapat dilakukan pada malam nisfu Sya’ban. Tiga amalan ini disarikan dari kitab Madza fi Sya’ban karya Sayyid Muhammad Alawi Al-Maliki.

Pertama, memperbanyak doa. Anjuran ini didasarkan pada hadits riwayat Abu Bakar bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda,

ينزل الله إلى السماء الدنيا ليلة النصف من شعبان فيغفر لكل شيء، إلا لرجل مشرك أو رجل في قلبه شحناء 

Artinya, “(Rahmat) Allah SWT turun ke bumi pada malam nisfu Sya’ban. Dia akan mengampuni segala sesuatu kecuali dosa musyrik dan orang yang di dalam hatinya tersimpan kebencian (kemunafikan),” (HR Al-Baihaqi).

Kedua, membaca dua kalimat syahadat sebanyak-banyaknya. Dua kalimat syahadat termasuk kalimat mulia. Dua kalimat ini sangat baik dibaca kapan pun dan di mana pun terlebih lagi pada malam nisfu Sya’ban. Sayyid Muhammad bin Alawi mengatakan,

وينبغي للمسلم أن يغتنم الأوقات المباركة والأزمنة الفاضلة، وخصوصا شهر شعبان وليلة النصف منه، بالاستكثار فيها من الاشتغال بكلمة الشهادة "لا إله إلا الله محمد رسول الله".

Artinya, “Seyogyanya seorang muslim mengisi waktu yang penuh berkah dan keutamaan dengan memperbanyak membaca dua kalimat syahadat, La Ilaha Illallah Muhammad Rasululullah, khususnya bulan Sya’ban dan malam pertengahannya.”

Ketiga, memperbanyak istighfar. Tidak ada satu pun manusia yang bersih dari dosa dan salah. Itulah manusia. Kesehariannya bergelimang dosa. Namun kendati manusia berdosa, Allah SWT senantiasa membuka pintu ampunan kepada siapa pun. Karenaya, meminta ampunan (istighfar) sangat dianjurkan terlebih lagi di malam nisfu Sya’ban. Sayyid Muhammad bin Alawi menjelaskan,

الاستغفار من أعظم وأولى ما ينبغي على المسلم الحريص أن يشتغل به في الأزمنة الفاضلة التي منها: شعبان وليلة النصف، وهو من أسباب تيسير الرزق، ودلت على فضله نصوص الكتاب، وأحاديث سيد الأحباب صلى الله عليه وسلم، وفيه تكفير للذنوب وتفريج للكروب، وإذهاب للهموم ودفع للغموم

Artinya, “Istighfar merupakan amalan utama yang harus dibiasakan orang Islam, terutama pada waktu yang memiliki keutamaan, seperti Sya’ban dan malam pertengahannya. Istighfar dapat memudahkan rezeki, sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur’an dan hadits. Pada bulan Sya’ban pula dosa diampuni, kesulitan dimudahkan, dan kesedihan dihilangkan.

Demikianlah tiga amalan utama di malam nisfu Sya’ban menurut Sayyid Muhammad. Semua amalan itu berdampak baik dan memberi keberkahan kepada orang yang mengamalkannya.

Semoga kita termasuk orang yang menghidupkan malam nisfu Sya’ban dengan memperbanyak do’a, membaca dua kalimat syahadat, istighfar, dan kalimat mulia lainnya

29 October 2017

Lirik Lagu "Sayang Padaku" Novia Kolopaking

5:53 PM 0
Pagi ini, pakguru.id tiba-tiba teringat lagu "Sayang Padaku" miliknya Mbak Novia Kolopaking. Liriknya itu lho..dalem banget. Teringat masa-masa sewaktu di Jogja dulu sering mendengar lagu ini bersama kawan-kawan di gothakan. Sekarang terasa trenyuh di hati, bahkan terkadang hingga menetes air mata ketika menghayati lagu ini. Bagi kawan-kawan yang menghendaki lirik dan menikmati lantunannya, silahkan disimak...

Lirik Lagu "Sayang Padaku" - Novia Kolopaking

Duka derita duka laraku di dunia
Tidaklah aku sesali juga tak akan aku tangisi
Sesakit apapun yg kurasakan dalam hidupku
Semoga tak membuatku kehilangan jernih jiwaku

Andaikan dunia mengusir aku dari buminya
Tak akan aku merintih juga tak akan aku menangis
Ketidakadilan yg ditimpakan oleh manusia
Bukanlah alasan bagiku untuk membalasnya

Asalkan kerana itu Tuhan menjadi sayang padaku
Segala kehendak-NYA menjadi syurga bagi cintaku
Bukanlah apa kata manusia yang ku ikuti
Tetapi pandangan Allah...Tuhanku yg kutakuti...
Ada tiadaku semata-mata milik-NYA jua

Berikut ini link videonya...

14 June 2017

Witir di Separuh Akhir Bulan Ramadhan : Dasar Hukumnya

9:03 PM 0
Witir di Separuh Akhir Bulan Ramadhan : Dasar Hukumnya
Bulan Ramadhan sudah separuh jalan. Tidak lama lagi Ramadhan pun akan meninggalkan kita. Mumpung masih di bulan Ramadhan, perbanyaklah ibadah. Menjelang separuh akhir Ramadhan, masyarakat membiasakan qunut di akhir shalat witir.

Membaca qunut pada akhir shalat witir bukanlah sesuatu yang baru. Kebiasaan ini sudah berlangsung cukup lama sejak masa sahabat sampai sekarang. Dikisahkan bahwa Ubay Ibn Ka’ab, Umar Ibn Khatab, dan beberapa sahabat lainnya membaca qunut di akhir shalat witir setelah separuh Ramadhan.

Sebab itu, Imam al-Nawawi dalam al-Adzkar menjelaskan:


ويستحب القنوت عندنا في النصف الأخير من شهر رمضان في الركعة الأخيرة من الوتر، ولنا وجه: أن يقنت فيها في جميع شهر رمضان، ووجه ثالث: في جميع السنة، وهو مذهبُ أبي حنيفة، والمعروف من مذهبنا هو الأوّل

“Menurut kami, disunnahkan qunut di akhir witir pada separuh akhir Ramadhan. Ada juga dari kalangan kami (Syafi’iyyah) yang berpendapat, disunnah qunut di sepanjang Ramadhan. Kemudian ada pula yang berpendapat bahwa disunnahkan qunut di seluruh shalat sunnah. Ini menurut Madzhab Abu Hanifah. Namun yang baik menurut madzhab kami adalah model yang pertama, yaitu qunut pada separuh akhir Ramadhan.”

Dalam pandangan Imam al-Nawawi, disunnahkan qunut di akhir shalat witir pada separuh akhir Ramadhan. Meskipun menurut sebagian pendapat ada yang membolehkan qunut sepanjang Ramadhan, namun pendapat yang paling kuat dalam madzhab Syafi’i adalah qunut dikhususkan pada separuh akhir Ramadhan. Wallahu a’lam

Pertanda Malam Qadar (Lailatul Qadar)

9:01 PM 0
Pertanda Malam Qadar (Lailatul Qadar)

Salah satu peristiwa penting pada momen bulan suci ramadhan yaitu datangnya malam lailatul qadar. Menurut berbagai riwayat, malam yang digadang-gadang oleh seluruh umat Islam di dunia ini datang pada 10 hari terakhir bulan ramadhan, khususnya di tanggal-tanggal ganjil.

Namun, datangnya malam lailatul qadar tidak seorang pun yang mengetahui tepatnya kapan. Selama ini umat Islam hanya membaca tanda-tanda malam yang menurut Al-Qur’an lebih baik dari 1000 bulan ini. Betapa mulianya malam lailatul qadar karena mampu membawa seorang hamba pada ketakwaan yang hakiki.

Lalu, benarkah pertanda malam lailatul qadar di antaranya membekunya air, heningnya malam, dan menunduknya pepohonan, dan sebagainya? Yang pasti, dan ini harus diimani oleh setiap muslim berdasarkan pernyataan Al-Qur’an, bahwa “Ada suatu malam yang bernama Lailatul Qadar” (QS Al-Qadr: 1) dan malam itu merupakan “malam yang penuh berkah di mana dijelaskan atau ditetapkan segala urusan besar dengan kebijaksanaan” (QS Ad-Dukhan: 3).

Ditegaskan dalam Al-Qur’an, malam tersebut adalah malam mulia, tidak mudah diketahui betapa besar kemuliaannya. Ini diisyaratkan oleh adanya “pertanyaan” dalam bentuk pengagungan, yaitu “Wa ma adraka ma laylatul qadar.”
Untuk memperoleh pemahaman yang jernih terkait malam lailatul qadar, Muhammad Quraish Shihab (1999) memberikan sejumlah keterangan terkait arti kata qadar. Mufassir kenamaan tersebut memaparkan tiga arti pada kata qadar tersebut.

Pertama, qadar berarti penetapan atau pengaturan sehingga lailatul qadar dipahami sebagai malam penetapan Allah bagi perjalanan hidup manusia. Pendapat ini dikuatkan oleh penganutnya dengan Firman Allah pada Surat Ad-Dukhan ayat 3. Ada ulama yang memahami penetapan itu dalam batas setahun. 

Al-Qur’an yang turun pada malam lailatul qadar diartikan bahwa pada malam itu Allah SWT mengatur dan menetapkan khiththah dan strategi bagi Nabi-Nya, Muhammad SAW guna mengajak manusia kepada agama yang benar yang pada akhirnya akan menetapkan perjalanan sejarah umat manusia, baik sebagai individu maupun kelompok.

Kedua, qadar berati kemuliaan. Malam tersebut adalah malam mulia yang tiada bandingnya. Ia mulia karena terpilih sebagai malam turunnya Al-Qur’an serta karena ia menjadi titik tolak dari segala kemuliaan yang dapat diraih. 

Kata qadar yang berarti mulia ditemukan dalam ayat ke-91 Surat Al-An’am yang berbicara tentang kaum musyrik: Ma qadaru Allaha haqqa qadrihi idz qalu ma anzala Allahu ‘ala basyarin min syay’i (mereka itu tidak memuliakan Allah sebagaimana kemuliaan yang semestinya, tatkala mereka berkata bahwa Allah tidak menurunkan sesuatu pun kepada manusia).

Ketiga, qadar berati sempit. Malam tersebut adalah malam yang sempit, karena banyaknya malaikat yang turun ke bumi, seperti yang ditegaskan dalam Surat Al-Qadar: Pada malam itu turun malikat-malaikat dan ruh (Jibril) dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan.

Kata qadar yang berarti sempit digunakan oleh Al-Qur’an antara lain dalam ayat ke-26 Surat Ar-Ra’du: Allah yabsuthu al-rizqa liman yasya’ wa yaqdiru (Allah melapangkan rezeki bagi yang dikehendaki dan mempersempitnya [bagi yang dikehendakinya]).



Disarikan dari M. Quraish Shihab dalam buku karyanya ”Membumikan Al-Qur’an: Fungsi dan Peran Wahyu dalam Kehidupan Masyarakat.” (Mizan, 1999).